Mengapa Manajemen harus ada dalam Organisasi ?
Mengapa
Manajemen harus ada dalam Organisasi ?
Organisasi merupakan sekumpulan
orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang
atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian
tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Secara
klasik, manajemen adalah ilmu atau seni tentang penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan ilmu terapan yang penerapannya
disesuaikan dengan ruang lingkup fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia
di dalam organisasi, dan ruang lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang
kesehatan, manajemen diterapkan untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di
dalam organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga dan mengatasi
gangguan kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat secara efektif,
efisien, dan produktif. Sehat adalah suatu keadaan optimal, baik jasmani maupun rohani
serta sosial ekonomi, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit
atau kelemahan fisik dan mental saja (WHO, 1946). Di Indonesia pengertian sehat
dituangkan dalam UU Pokok Kesehatan RI No.9 tahun 1960.
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam buku Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit,
manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para
petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui program kesehatan.
Sesuai dengan tujuan sistem kesahatan, yakni peningkatan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, maka manajemen kesehatan tidak dapat disamakan dengan
manajemen niaga yang lebih berorientasi pada upaya mencari keuntungan berupa
uang untuk pemilik perusahaan (profit oriented) melainkan manajemen
kesehatan berorientasi memberikan manfaat pelayanan secara optimal pada
masyarakat (benefit oriented) oleh karena organisasi kesehatan
lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan umum.
Kenapa
Semua Organisasi Membutuhkan Manejemen ?
Karena semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen
diperlukan organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Secara spesifik ada tiga alasan
utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi, yaitu:
1. Mencapai
tujuan, manajemen mempermudah pencapaian tujuan organisasi dan pribadi.
2. Menjaga
keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, manajemen
menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan di
antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi (stakeholders) seperti
pemilik, karyawan, konsumen, pemasok dan lain-lain.
3. Mencapai
efisiensi dan efektifitas, efisiensi dan efektifitas merupakan ukuran prestasi
organisasi.
Ada
empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan seorang
manajer dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau yang dikenal
sebagai proses manajemen adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
Proses untuk menentukan tujuan
yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya,
meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat
strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.
2. Pengorganisasian (organizing).
Proses pemberian tugas,
pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada
setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah dibuat.,
meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas
dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
3. Memimpin (leading).
Proses menumbuhkan semangat
pada karyawan agar bekerja dengan baik dan membimbing mereka untuk melaksanakan
kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan, memberi inspirasi
dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi.
4. Pengendalian (controlling).
Proses mengukur kinerja,
membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana yang telah dibuat serta
mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.
Belakangan ini para manajer
mengubah cara mereka melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Perubahan ini
diwujudkan dalam perbedaan antara manajemen “lama” dan manajemen “baru”.
Manajer gaya lama menganggap diri mereka sebagai boss, sedangkan manajer gaya
baru menganggap diri mereka sebagai sponsor, pemimpin kelompok atau konsultan
internal. Beberapa perbedaan lainnya adalah manajer gaya lama mengambil
keputusannya sendiri, dan manajer gaya baru mendengarkan masukan dari orang
lain dalam pengambilan keputusan. Akibatnya manajer gaya lama bekerja lebih
lama sedangkan manajer gaya baru bekerja lebih mengutamakan hasil.
Subsistem
Manajemen Kesehatan
Subsistem adalah bagian
dari sistem yang membentuk sistem pula. Dalam sistem kesehatan nasional,
subsistem manajemen kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya
administrasi kesehatan yang didukung oleh pengelolaan data dan informasi,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan
hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Subsistem manajemen
kesehatan terdiri dari empat unsur utama yaitu:
1. Administrasi
kesehatan, adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggara pembangunan kesehatan.
2. Informasi
kesehatan, adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data yang merupakan masukan
bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
3. Ilmu
pengetahuan dan teknologi, adalah hasil penelitian dan pengembangan yang
merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
4. Hukum
kesehatan, adalah peraturan perundang-undangan kesehatan yang dipakai sebagai
acuan bagi penyelenggara pembangunan kesehatan.
Definisi
Menurut Permenkes No.75
tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat, disebutkan bahwa Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya (Depkes, 2014).
Penerapan Manajemen di Puskesmas
Untuk dapat melaksanakan
usaha pokok puskesmas secara efisien, efektif, produktif, dan berkualitas,
pimpinan puskesmas harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen.
Penerapan manajemen kesehatan di puskesmas terdiri dari :
1. Micro
Planning (MP)
Merupakan perencanaan
tingkat puskesmas. Pengembangan program puskesmas selama 5 tahun disusun dalam
MP.
2. Lokakarya
Mini Puskesmas (LKMP)
Merupakan bentuk
penjabaran MP kedalam paket-paket kegiatan program yang dilaksanakan oleh staf,
baik secara individu maupun berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun.
3. Local
Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak Setempat-Pemantauan
Wilayah Setempat)
Merupakan sistem
pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan penyakit pada ibu dan anak atau untuk
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan penjabaran
fungsi pengawasan dan pengendalian program. LAM yang dijabarkan khusus untuk
memantau kegiatan program KIA disebut dengan PIAS. Sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) adalah kompilasi pencatatan program yang
dilakukan secara terpadu setiap bulan.
Stratifikasi puskesmas
merupakan kegiatan evaluasi program yang dilakukan setiap tahun untuk
mengetahui pelaksanaan manajemen program puskesmas secara menyeluruh. Penilaian
dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Data SP2TP
dimanfaatkan oleh puskesmas untuk penilaian stratifikasi (Muninjaya, 2004).
Supervisi rutin oleh
pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk koordinasi dan memantau kegiatan
program. Supervisi oleh pimpinan, monitoring, dan evaluasi merupakan penjabaran
fungsi manajemen (pengawasan dan pengendalian) di puskesmas (Tabel 2.1)
(Muninjaya, 2004).
Planning
|
Mikro planning, perencanaan tingkat puskesmas
|
Organizing
|
Struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian wilayah kerja,
pengembangan program puskesmas
|
Actuating
|
Lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi kerja,
koordinasi, komunikasi melalui rapat rutin bulanan untuk membahas aktivitas
harian dan kegiatan program
|
Controlling
|
PIAS, LAM, PWS KIA, supervise, monitoring, evaluasi, audit
internal keuangan di puskesmas
|
Tabel
2.1 Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas
Sumber:
Muninjaya, 2004
Subsistem Manajemen
Puskesmas
Dalam upaya menunjang
pengembangan program pokok puskesmas, puskesmas memiliki enam subsistem
manajemen, yaitu (Muninjaya, 2004):
1. Subsistem pelayanan kesehatan
1. Subsistem pelayanan kesehatan
Berupa promosi,
pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan social.
2. Subsistem
manajemen keuangan
· Jenis anggaran yang
digunakan terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan dan operasional/proyek
untuk masing-masing program.
· Sumber anggaran, sejak
otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 sumber
dana puskesmas sebagian besar dari APBD kabupaten/kota yang disalurkan melalui
dinas kesehatan kabupaten/kota. Hanya sebagian kecil yang berasal dari APBN.
Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
· Pimpinan
puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang menjadi bendahara proyek
(mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan proyek) dan bendahara rutin
(mengurusi).
3. Subsistem manajemen logistik
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan jenisnya berbeda-beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya kebutuhan logistik puskesmas disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan BKKBN (khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah dialokasikan setiap tahun. Pimpinan puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang dan obat secara rutin.
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan jenisnya berbeda-beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya kebutuhan logistik puskesmas disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan BKKBN (khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah dialokasikan setiap tahun. Pimpinan puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang dan obat secara rutin.
· 4. Subsistem manajemen personalia
meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada staf yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi mereka.
meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada staf yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi mereka.
· Untuk
manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku manajer puskesmas tidak
diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali puskesmas menyisihkan dana
sendiri untuk membayar honor staf. Akan tetapi dokter berhak mengusulkan
kebutuhan staf (jumlah dan jenis) ke Dinkes kabupaten/kota.
· Pertemuan
antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin dalam pertemuan
5. Subsistem pencatatan dan pelaporan
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
· Laporan
harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit tertentu
· Laporan
mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit diare)
· Laporan bulanan (ada 4
jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 berisi data kematian, LB3 berisi
data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk obat-obatan).
Komentar
Posting Komentar